Filosofi Nasi Tumpeng (36th-991bday)

Sering kita melihat gunungan dari nasi kuning atau nasi putih yang berbentuk kerucut pada perayaan hari-hari istimewa. Gunungan nasi tersebut kemudian dilengkapi pula dengan aneka lauk pauk dan garnis dari berbagai sayuran. Gunungan nasi yang berhias tadi terkenal dengan sebutan Nasi Tumpeng. Tumpeng biasanya ditaruh dalam niru atau tampah (nampan besar, bulat, dari anyaman bambu) yang diberi alas daun pisang. Kerucut nasi ditaruh di tengah kemudian aneka lauk disusun melingkar di sisinya. Bisa juga ditambahkan ekstra lauk-pauk dalam wadah terpisah. Sebagai hiasannya biasanya digunakan beberapa garnis sayuran atau daun. Daun peterseli, wortel, lobak, bonggol sawi,ketimun Jepang,kacang panjang, da lain-lain dapat dibentuk dan dihias menjadi hiasan cantik dalam Tumpeng. Tumpeng merupakan warisan tradisi nenek moyang yang sangat tinggi nilai dan maknanya karena merupakan simbolisasi yang bersifat sakral. Sajian olahan nasi ini sangat identik dengan budaya tradisi selamatan khas suku bangsa di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa (Jawa, Sunda, dan Madura) dan Bali. Mengapa demikian ? Karena nasi tumpeng yang memang dibuat untuk acara perayaan tersebut memiliki arti dan makna yang lebih menunjukkan pada suatu rasa syukur kepada Tuhan YME. Jadi cara pembuatannyapun sebaiknya mengikuti pakem yang sudah ada. Sebagian Tumpeng berbentuk kerucut yang mengandung makna 'mengarah ke pada Tuhan YME', sebagai pusat dari ungkapan syukur. Sehingga Tumpeng yang digunakan untuk acara Tasyakuran, cenderung berbentuk kerucut menyerupai kemuncak gunung (top of mountain). Tumpeng dalam ritual Jawa jenisnya ada bermacam-macam, antara lain: Tumpeng Sangga Langit, Arga Dumilah, Tumpeng Megono dan Tumpeng Robyong. Tumpeng sarat dengan simbol mengenai ajaran makna hidup. Tumpeng Robyong disering dipakai sebagai sarana upacara Selametan (Tasyakuran). Tumpeng Robyong merupakan simbol keselamatan, kesuburan dan kesejahteraan. Tumpeng yang menyerupai Gunung menggambarkan kemakmuran sejati. Air yang mengalir dari gunung akan menghidupi tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan yang dibentuk ribyong disebut semi atau semen, yang berarti hidup dan tumbuh berkembang. Tetapi lain halnya dengan nasi Tumpeng untuk acara – acara yang lebih bersifat modern, misalnya untuk acara ulang tahun Anak, dan lainnya, maka nasi Tumpeng cenderung berbentuk lebih dimodifikasi. Misalnya berbentuk kotak, boneka, dan sebagainya. Lauk pauk yang digunakan dalam menghias Tumpeng sudah memiliki aturan tradisionalnya. Nasi Tumpeng untuk acara Tasyakuran Tujuh Bulanan misalnya, lauk pauknyapun akan berbeda dengan Nasi Tumpeng acara Tasyakuran Pindah Rumah. Sesuai dengan aturan tradisionalnya lauk pauk untuk nasi tumpeng harus mengandung beberapa unsur, yakni: 1. Unsur dari dalam tanah berupa umbi-umbian seperti kentang, ubi, kacang tanah dan kedelai. 2. Unsur dari atas tanah berupa sayur-sayuran. 3. Unsur hewan berupa ayam, daging sapi dan telur. 4. Unsur dari laut berupa beraneka seafood atau hasil laut seperti ikan asin atau udang. Kesemua unsur tersebut merupakan wujud perwakilan semua hal yang dimiliki manusia untuk dipersembahkan kepada yang Maha Kuasa. Mengenai jenis masakan, bisa selalu disesuaikan dengan selera atau asal daerah. Untuk tumpeng nasi kuning Jawa misalnya, bisa dipilih lauk ayam ingkung, kering tempe/kentang, sambal goreng hati ampela, perkedel kentang, urap sayuran, telur pindang, serundeng daging, ikan asin petek atau udang goreng. Nasi dan Lauk pauk pelengkap tumpeng memiliki beberapa arti simbolik, antara lain: 1. Nasi putih melambangkan segala sesuatu yang kita makan, menjadi darah dan daging haruslah dipilih dari sumber yang bersih atau halal. 2. Ayam: ayam jago (jantan) yang dimasak utuh ingkung dengan bumbu kuning/kunir dan diberi areh (kaldu santan yang kental), merupakan simbol menyembah Tuhan dengan khusuk (manekung) dengan hati yang tenang (wening). Ketenangan hati dicapai dengan mengendalikan diri dan sabar (nge”reh” rasa). Menyembelih ayam jago juga mempunyai makna menghindari sifat-sifat buruk antara lain: sombong, congkak, kalau berbicara selalu menyela dan merasa tahu/menang/benar sendiri (berkokok), tidak setia dan tidak perhatian kepada anak istri. 3. Ikan Lele: dahulu lauk ikan yang digunakan adalah ikan lele bukan banding atau gurami atau lainnya. Ikan lele tahan hidup di air yang tidak mengalir dan di dasar sungai. Hal tersebut merupakan simbol ketabahan, keuletan dalam hidup dan sanggup hidup dalam situasi ekonomi yang paling bawah sekalipun. 4. Ikan Asin (ikan teri /gereh pethek), dapat digoreng dengan tepung atau tanpa tepung. Ikan asin hidup di laut dan selalu bergerombol yang menyimbolkan kebersamaan dan kerukunan. 5. Telur: telur direbus pindang, bukan didadar atau mata sapi, dan disajikan utuh dengan kulitnya, jadi tidak dipotong – sehingga untuk memakannya harus dikupas terlebih dahulu. Hal tersebut melambangkan bahwa semua tindakan kita harus direncanakan (dikupas), dikerjakan sesuai rencana dan dievaluasi hasilnya demi kesempurnaan. Piwulang Jawa mengajarkan “Tata, Titi, Titis dan Tatas”, yang berarti etos kerja yang baik adalah kerja yang terencana, teliti, tepat perhitungan,dan diselesaikan dengan tuntas. Telur juga melambangkan manusia diciptakan Tuhan dengan derajat (fitrah) yang sama, yang membedakan hanyalah ketakwaan dan tingkah lakunya. 6. Sayuran dan Urab-uraban: Sayuran yang digunakan antara lain kangkung, bayam, kacang panjang, taoge, kluwih dengan bumbu sambal parutan kelapa atau urap. Sayuran-sayuran tersebut juga mengandung simbol-simbol antara lain: a. Kangkung berarti jinangkung yang berarti melindung, tercapai. b. Bayam (bayem) berarti ayem tentrem, c. Taoge/cambah yang berarti tumbuh, d. Kacang panjang berarti pemikiran yang jauh ke depan/innovative e. Brambang (bawang merah) yang melambangkan mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang baik buruknya, f. Cabe merah diujung tumpeng merupakan simbol dilah/api yang memberikan penerangan/tauladan yang bermanfaat bagi orang lain. g. Kluwih berarti linuwih atau mempunyai kelebihan dibanding lainnya. h. Bumbu urap berarti urip/hidup atau mampu menghidupi (menafkahi) keluarga. Meskipun begitu, banyak orang awam sampai saat ini tidak memahami makna sebenarnya dari tumpeng. Pada umumnya mereka hanya melihat dari segi bentuk yang disajikan untuk kebiasaan selamatan tanpa mengetahui asal muasal tradisi sejarahnya. Selain itu, bukan hanya di lingkungan masyarakat pribumi; pada masa kolonial orang-orang Belanda dan keturunan (Indo) juga bahkan kerap melakukan tradisi selamatan dengan menyajikan tumpeng dan nasi kuning ketika sedang memperingati ulang tahun anak-anaknya, peresmian rumah yang baru dibangun, dan perpisahan seorang pejabat pemerintah yang dipindah tugas ke daerah lain. Pada jaman dahulu, sesepuh yang memimpin doa selamatan biasanya akan menguraikan terlebih dahulu makna yang terkandung dalam sajian tumpeng. Dengan demikian para hadirin yang datang tahu akan makna tumpeng dan memperoleh wedaran yang berupa ajaran hidup serta nasehat. Sebagaimana adat selamatan masyarakat Jawa kuno, usai berdoa dan niat, nasi tumpeng kemudian dikeruk di sisinya untuk diserahkan kepada orang tua atau yang “dituakan” sebagai penghormatan. Setelah itu, nasi tumpeng disantap bersama-sama dengan tetap melakukan cara kerukan di sisinya. Upacara potong tumpeng ini melambangkan rasa syukur kepada Tuhan dan sekaligus ungkapan atau ajaran hidup mengenai kebersamaan dan kerukunan. Sebagaimana disinggung di atas, dalam tradisi tumpeng dan juga selamatan itu sendiri, terdapat unsur pengaruh Hindu yang kuat. Selain disertai dengan ritual berdoa untuk keselamatan bersama, tradisi tumpeng juga bisa dilihat dari simbolisasi tumpeng dengan bentuk kerucutnya (trapezium) yang mengingatkan pada bentuk miniatur gunung. Gunung itu sendiri bagi penganut Hindu diberi istilah "Méru", representasi dari sistem kosmos (alam raya). Hanya Bali yang masih terasa pengaruh Hindu yang dominan; sedangkan Pulau Jawa lebih menunjukkan keunikan, karena meski adany

Jika Dia Memang Pantas Untuk Ditunggu & Dipertahankan

Bicara tentang perasaan, memang sulit untuk dikendalikan kapan dan kepada siapa rasa cinta berlabuh. Apalagi saat Anda sedang sendiri tanpa kekasih, dan ada pria baik hati yang menarik perhatian. Permasalahannya, si pria sebenarnya sudah memiliki kekasih. Entah karena si pria juga tertarik dan menyayangi Anda, atau hanya 'menggoda', simak beberapa tips di bawah ini sebagai pencerahan saat Anda tengah didera kebimbangan karena mencintai orang yang telah memiliki kekasih. 1. Pastikan Perasaan Pastikan perasaan Anda kepada orang tersebut. Apakah hanya sekadar perasaan ingin memiliki atau benar-benar sayang? Ambil waktu yang Anda miliki untuk makin mengenal diri sendiri dan berbagai pertimbangan jika Anda memilih untuk maju dan mendekatinya.  2. Hargai Hubungannya Sulit memang untuk menyembunyikan perasaan pada orang yang Anda sukai, apalagi harus terpaksa menjauhinya karena ia sudah punya pasangan. Namun demi nama baik diri sendiri, sebaiknya mulai jaga jarak. Jika sudah sama-sama mengetahui perasaan masing-masing, dan ternyata si dia juga mencintai Anda, tak ada salahnya untuk menunggu. Tapi ingat, ini bukan waktunya Anda untuk maju karena ia sudah memiliki kekasih. Jangan sampai Anda di cap sebagai wanita yang menghancurkan hubungan orang lain. 3. Apakah Si Dia Layak Ditunggu? Sebelum memutuskan untuk maju atau mundur saat mencuri hatinya, Anda perlu tanyakan hal ini dalam hati: "Apakah si dia layak ditunggu?"  Ratih menyebutkan, ada empat poin yang perlu diperhatikan saat memilih pasangan, yaitu: (1) pasangan yang pantas untuk dicintai dan kasihi; (2) pasangan yang dapat dipercaya; (3) pasangan yang bersikap respect terhadap Anda dan sebaliknya; (4) pasangan yang dapat membuat satu sama lain tumbuh dan berkembang bersama menjadi pribadi yang lebih baik. Dari empat kriteria tadi, Anda pun bisa memutuskan langkah ke depannya. 4. Jangan Mau Jadi Pelarian Jangan mau menjadi pelarian saat si pria dan kekasihnya sedang bermasalah. Meskipun sayang, namun jika ia hanya menghubungi Anda saat sedang 'berjarak' dengan kekasihnya, maka ia bukanlah pria yang pantas.  "Seorang pria yang tidak dapat bertindak tegas, tidak dapat memutuskan apa yang ia inginkan, bukanlah pria yang tepat untuk kamu. Menurut kamu apakah dia mungkin akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukannya sekarang terhadap pacarnya? Atau sederhananya apakah ia mungkin menyelingkuhi diri kamu suatu saat nanti? Saran saya lebih baik kamu pertimbangkan kembali menjalani hubungan dengannya," ujar Ratih Ibrahim, psikolog sekaligus konsultan cinta Wolipop. 5. Anda Tak Harus Menunggu Ingat status Anda saat ini, yaitu lajang dan bebas. Tak ada salahnya menunggu jika si dia memang pantas ditunggu. Namun tak perlu juga membuang waktu hanya untuk menunggu seseorang yang kurang pasti. Sembari menunggu, Anda juga bisa membuka hati dengan pria lain yang benar-benar tulus mencintai Anda. Lalung`Kra-Fp

=''HARGAI AKU''=




Seringkali kau merendahkanku
Melihat dengan sebelah matamu
Aku bukan siapa-siapa

Selalu saja kau anggap ku lemah
Merasa hebat dengan yang kau punya
Kau sombongkan itu semua

Coba kau lihat dirimu dahulu
Sebelum kau nilai kurangnya diriku
Apa salahnya hargai diriku
Sebelum kau nilai siapa diriku

Sering kali (sering kali) kau merendahkanku (kau merendahkanku)
Melihat dengan sebelah matamu
Aku bukan siapa-siapa

Coba kau lihat dirimu dahulu
Sebelum kau nilai kurangnya diriku
Apa salahnya hargai diriku
Sebelum kau nilai siapa diriku

Coba kau lihat dirimu dahulu
Sebelum kau nilai kurangnya diriku
Apa salahnya hargai diriku
Sebelum kau nilai siapa diriku
Sebelum kau nilai… siapa diriku

^=KETABAHAN ADALAH CAHAYA=^

Disaat berbagai kesulitan dan kesukaran menimpa seseorang sehingga ia merasakan kesempitan berlarut-larut, maka hanya ketabahan hati dapat menerangi hati seseorang dan menjaganya dari keputus asaan. Ketabahan  merupakan petunjuk yang dapat menyelamatkan diri dari patah semangat. Ketabahan  merupakan sifat utama yang sangat dibutuhkan oleh setiap insan dalam menghayati kehidupan di dunia dan agamanya. Semua pekerjaan dan cita-cita harus dilandasi ketabahan.

Memperteguhkan ketahanan mental menghadapi soal yang tidak disukainya tanpa merasa terpaksa, sabar menunggu hasil perkerjaan dan perbuatannya, sanggup menghadapi macam macam rintangan  betapa pun beratnya  dengan hati yang bersih dari kebimbangan, dan dengan fikiran yang tidak mau tunduk kepada kesulitan. Ia harus memiliki kepercayaan yang teguh dan bertekad mantap, tidak gelisah dan yakin cahaya cerah pasti akan tiba saatnya, menantikan perubahan keadaan dengan sikap tenang dan penuh keyakinan bawasa kebijaksanan mengandng hikmah, pada segala ujian dan cobaan hidup

Allah telah berfirman surah Muhammad ayat 31: “ Dan sesungguhnya kami benar benar hendak menguji kalian untuk kami ketahui siapa siapa diantara kalian yang berjihad dan tabah(sabar)"

Surah Al hadid ayat : 23: “supaya engkau jangan sedih kalau tidak mendapatkanapa apa supaya engkau jangan lupa daratan sekiranya mendapatkan dunia.”

Jadikan kehidupan ini bukan sebagai “rumah” kehidupan yang serba bahagia, mantap dan kekal. Jadikan Kehidupan dunia ini adalah “rumah” ujian dan cobaan. Dimana kita keluar dari satu ujian  kedalam satu ujian lainnya. Ibarat besi yang ditempa api kemudian dicelupkan  kedalam air.

Ujian yang berupa hal hal menyedihkan banyak sekali sebab sebabnya. disebaliknya kita dapat memahami kehidupan dan bertambah matang pengalaman pengertian kehidupan dengan berbagai bagai ragam manusia. Masaalah suratan takdir yang terkadang menguji dan sebahagian lagi menempuh  cobaan yang mungkin mengakibatkan penderitaan, kepedihan yang terkadang  mengcekam jiwa. Sehingga terkadang merasakan kekecewaan. Olih itu kita haruslah  berusaha sekuat tenaga untuk menempuh kehidupan didunia ini dan harus yakin bahawa diri kita sedang menyelami lautan yang penuh bergelora dengan rintangan dan bahaya.

“Bersabar menahan diri dari kemewahan kemewahan , sehingga kemewahan tersebut berlalu, lalu aku melatih diriku  bersabar, sehingga terbiasa, sehingga selalu dalam keadaan tenang dan tenteram, hati membawa jauh dari pengaruh pengaruh yang selalu mengecewakan.“terkadang kita sendiri  tidak mengetahui apakah sesuatu kejadian itu berguna pada perkara perkara yang disukai atau kita membencinya. Sahabat ambilah ikhtibar dan hikmah diatas apa yang berlaku yang menimpa diri sehingga kita terbiasa dengan perkara perkara yang belaku dan bersiap sedia apa yang akan berlaku, insyaAllah kita akan biasa menghadapi segala dugaan dan cubaan tanpa patah semangat dan putus asa.”

=''Surga Ada Diujung Jalan Kesabaan''=

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… ayah anak“Ayah, ayah” kata sang anak… “Ada apa?” tanya sang ayah….. “aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek… aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capel, sangat capek … aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! … aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati… aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku… aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis… Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam. Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang… “Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau. “Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya. ” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?” ” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?” ” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu” ” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah” ” Nah, akhirnya kau mengerti” ” Mengerti apa? aku tidak mengerti” ” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku” ” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ” ” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang yang kuat, yang tetap tabah dan tegar karena ia tahu dan bersandar pada Sang Maha Agung yg ada di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?” ” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ” Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

=''Sudahi Perih Ini''=

T'lah kucoba untuk setia
Kucoba tuk berikan segala yang aku punya
Kucoba pahami dan mengerti hakekat sebuah cinta
Namun semua sia-sia
Terlanjur kutumpahkan rasa
Terlanjur kujatuhkan hati
Padanya yang tak pernah mau pahami
Arti rasa yang kumili
Biarlah kini kau pergi
Tak akan kusesali pertemuan sesaat ini
Melangkahlah tuk temukan cinta sejati
Yang lama kau simpan dihati
Aku disini akan tegar dalam menanti keajaiban yang mungkin akan mengembalikan hatiku yang t'lah hilang karenamu.




Apa yang harus
Ku lakukan lagi bila kau tak setia
Karena aku hanya seorang manusia
Yang tak kau anggap

Aku tlah coba untuk memahamimu
Tapi kau tak peduli

Cukup sudah
Kau sakiti aku lagi
Serpihan perih ini
Akan ku bawa mati

Aku mencoba
Memberikan segala yang telah aku punya
Namun semuanya hanya sia-sia
Percuma






=''Ikhlaskan Yang Telah Pergi, Dan Jaga Apa Yang ada Sekarang Sebelum Kita Kehilangan''=

*Sometimes we think we have something that isn’t really there.*


I held a red rose in my hand,
It was beautiful as the sky,
its stem so evergreen,
its thorns almost unseen
by the undiscerning eye.
as I held close this pretty rose
I held on but too tight.
and didn’t mind the thorns,
just held with all my might.
But just like that,
it disappeared,
and vanished in thin air
and left my fingers bleeding
from the thorns that were once there.
And just like that,
I realized
I couldn’t even cry.
Not a single tear would fall,
for I saw the wounds weren’t real because –
there never was a rose at all.







Sering kita merasa kehilangan, sering kita menyesali apa yang telah terjadi. Lalu kitapun menangis dan bersedih, namun apakah dengan bersedih dan menangis yang pergi akan kembali dan yang telah terjadi dapat kita perbaiki, Sekali-kali tidak. Apa yang telah pergi tak mungkin kembali dan apa yang telah terjadi tak dapat kita ulangi. Kita tak mungkin memutar roda waktu dan kembali kemasa silam untuk memperbaiki keadaan.

Bukan maksudnya hanya menerima keadaan, tetapi bagaimana kita bisa merubah keadaan tidak menyenangkan menjadi sesuatu yang dapat kita terima dengan lapang hati. Menjadikan sebuah kegagalan sebagai pelajaran serta motivasi untuk bangkit dan berusaha menjadi lebih baik. semua selalu ada hikmahnya, tinggal bagaimana kita belajar supaya tidak terjatuh 2 kali ke lubang yang sama.

Segala sesuatu di dunia ini tak ada yang abadi, bagaimana kita menerima dan menghayatinya. Maka kehilangan adalah peristiwa yang wajar, sebuah resiko yang harus kita terima manakala kita merasa memiliki. Seperti sebuah ungkapan “ Menjaga lebih sulit dari pada mendapatkan”.

Berpijak pada hal itu maka sebenarnya tak ada yang harus disesali, tak ada yang harus di tangisi manakala apa yang kita (merasa) miliki pergi dan menghilang. Anggap saja “Dia”, yang telah menitipkannya pada kita telah mengambilnya kembali. Maka Relakan yang telah pergi dengan penuh keikhlasan, dengan lapang hati. Jika kita yakin telah menjaga titipan-Nya dengan baik niscaya “Dia” akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi.

Semua peristiwa adalah aliran perubahan dan kemana arah perubahan itu tidak akan bisa kita prediksi. ini adalah hukum alam tak ada satupun yang bisa menghentikan laju perubahan ini, dan berusaha menerima realitas lalu mencoba memahaminya.

''Jaga apa yang kita miliki sebelum kita kehilangan.''

http://www.youtube.com/watch?v=UZb5wjHncnE
naiflirik.blogspot.com




Thursday, 22092011.(Our game is over now)